Sakit flu kemarin, demam dan pusing, serta hidung mampet membuatku
harus tergeletak tanpa mengerjakan apa pun. Seharian hanya tiduran aja.
Aktifitas rumah tangga dan menemani anak-anak digantikan oleh suami,
karena kalau hari ahad asisten rumah tangga libur.
Dan pagi tadi karena sudah agak baikan, saya sudah bangun dari tempat tidur untuk menyiapkan sarapan dan perlengkapan
anak-anak yang mau ke sekolah. Melihat saya sudah beraktifitas, salah
seorang anak saya bertanya: ummi sudah sembuh? Nanti ummi sakit lagi
nggak? Belum sempat saya jawab pertanyaannya, anak ke-3 saya bangun
tidur juga langsung menanyakan kondisi saya, apakah ummi sudah sembuh?
Terharu saya mendengarnya. Saya katakan pada mereka: alhamdulillah, ummi
sudah membaik, semoga nggak sakit-sakit lagi ya. Dan mereka pun
langsung tersenyum senang.
Hari ini pun, ketika anak-anak pulang
sekolah, pertama kali yang ditanyakan juga: ummi sudah sembuh? Termasuk
komentar suami: saya senang kalau ummi sudah ceria lagi. Hehehe..
Begitulah seorang ibu, dia selalu dinantikan keberadaannya oleh seluruh
anggota keluarganya, terutama anak-anak. Ketika anak-anak pulang
sekolah, pasti yang ditanyakan atau yang dicari adalah ummi. Biasanya
yang diucapkan: ummi mana? Kalau misal , karena sesuatu hal saya harus
keluar rumah dan belum pulang ketika anak saya pulang sekolah, biasanya
dia akan protes: ummi, kalau aku sekolah, ummi jangan pergi ke mana-mana
ya.
Jadi, mungkin anak-anak yang sudah terbiasa ibunya selalu
ada di sampingnya, akan sangat merasa ‘kehilangan’ ketika si ibu itu
nggak kelihatan batang hidungnya. Terutama ketika mereka pulang sekolah.
Karena mungkin ada banyak hal yang ingin mereka ceritakan pada ibu
tentang apa yang terjadi di sekolah tadi. Cerita tentang masalah teman,
tentang apa kata bu guru, dan lain-lain. Meski tanpa kita tanya
sebelumnya, kadang mereka refleks bercerita tentang apa yang mereka
alami di sekolah. Bercerita kepada ibu mungkin sesuatu yang membuat
mereka nyaman.
Saya sendiri sudah berkomitmen untuk sudah
selalu ada di rumah ketika anak-anak pulang sekolah atau ketika suami
ada di rumah. Dan berusaha tidak beraktifitas yang lain ketika anak-anak
ada di rumah, selain menemani mereka bermain, belajar atau menonton.
Kalaupun harus keluar, biasanya selalu ada anak-anak di belakang saya.
Begitulah ibu adalah sumber kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya.
Apa yang dirasakan atau sesuatu kondisi yang menimpa seorang ibu akan
dirasakan juga oleh orang-orang di sekitarnya.
Indahnya Berbagi Pengalaman Hidup, WIrausaha, Rumah Tangga, dan Pernak-pernik Muslimah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nikah Dulu, Baru Pacaran! 5 Tips Menumbuhkan Cinta Saat Memutuskan Menikah tanpa Pacaran
Alhamdulillah, saat ini pilihan untuk menikah tanpa pacaran terlebih dulu sudah bukan hal yang asing lagi di masyarakat. Terutama kaum muda ...


-
Saya mengenal JOERAGAN ARTIKEL untuk pertama kalinya, kira-kira sekitar tahun 2016. Saat itu saya lagi galau, ingin mulai menulis lagi, tap...
-
Sebenarnya saya itu sudah punya BLOG kira-kira sejak 10 tahun yang lalu. Waktu itu belajar secara otodidak dengan dipandu oleh seorang sahab...
-
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, belajar menyetir mobil bagi ibu-ibu yang sudah tidak muda lagi adalah sesuatu yang rumit.😁 Saya se...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar