Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, belajar menyetir mobil bagi ibu-ibu yang sudah tidak muda lagi adalah sesuatu yang rumit.😁 Saya sendiri pun mengalaminya. Butuh nyali dan mental besar untuk mengalahkan rasa takut.
Saya mulai belajar menyetir lagi setelah mempunyai 2 orang anak, kira-kira di usia 31 tahun. Meskipun dulu sudah pernah tahu teorinya dan pernah mencoba belajar waktu masih SMA, tapi tetap saja agak susah saat belajar lagi untuk yang kedua kalinya.
Setelah melalui proses yang agak panjang, alhamdulillah ternyata bisa juga akhirnya sama menyetir mobil sendiri dengan lancar hingga saat ini. Kira-kira sudah sekitar 14 tahun saya bisa menyetir mobil secara mandiri.
Nah, kondisi yang sama pun dialami oleh anak sulung saya, yang saat ini berusia 20 tahun. Mulai belajar meyetir mobil di usia 19 tahun dengan ikut kursus privat menyetir mobil sebanyak 1 paket dan dilanjut dengan pendampingan oleh abinya. Namun, hingga saat ini belum berani menyetir mobil sendiri juga. Memang sungguh rumit. 😄
Jadi, bisa jadi memang perempuan agak lebih lama prosesnya untuk bisa berani dan pede menyetir mobil secara mandiri, bukan? Ataukah ini hanya sekedar pembelaan diri sendiri saja? Entahlah ... 😄
Nah, berikut ini ada 5 tips supaya wanita sukses bisa menyetir mobil sendiri, ala saya:
1. Bulatkan Tekad
Kurangnya tekad yang kuat, terkadang menghambat keinginan kita untuk berhasil. Untuk itu, selalu tanyakan lagi dalam lubuk hati yang terdalam (ecieee.. 😁 ), apa sih sebenarnya niat kita bisa menyetir mobil sendiri?
Agar bisa mengantar sekolah anak-anak saat hujan. Agar tidak terlalu merepotkan suami nganter-nganter kebutuhan kita, padahal beliau sebenarnya sedang lelah. Atau alasan-alasan positif lainnya yang membuat tekad semakin bulat untuk bisa menaklukan rasa up and down yang terkadang melanda.
Jujur pernah ada rasa putus asa saat belajar menyetir mobil lagi di usia 31 tahun. Seorang emak-emak dengan 2 orang anak, yang sudah belajar untuk kedua kalinya, ternyata belum bisa-bisa juga. 2. Jangan Putus Asa
Sempat sebulan dua bulan cooling down dulu, enggak latihan bawa mobil, paska mobil nabrak tembok masjid. Itu akibat dari rasa pede saya, yang merasa sudah bisa nyetir sendiri. Tanpa memperhitungkan bahwa kemampuan saya dalam menguasai mobil masih belum stabil. Nah, saat mobil lewat polisi tidur yang enggak terlalu tinggi, saya enggak bisa menguasai setir. Terjadilah apa yang tak terpikirkan sebelumnya. Bruk ... Nabrak!
Mobil oleng ke kanan dan nabrak pagar tembok masjid dekat rumah, roda mobil masuk selokan. Alhamdulillah ada sopir tetangga yang membantu mengeluarkan mobil dari atas got. Antara panik dan malu melanda. Saya pun trauma untuk beberapa waktu.
Alhamdulillah suami saat pulang kerja tak marah dengan kejadian ini. Beliau tetap men-support saya untuk tetap belajar menyetir mobil.
Perlahan semangat saya bangkit lagi, setelah menikmati masa hibernasi. Saya mulai belajar lagi hingga benar-benar mampu secara teori dan praktik Meskipun masih butuh pendampingan agar semakin terampil.
3. Abaikan Rasa Khawatir
Problem terbesar bagi rata-rata perempuan, terutama yang sudah berpredikat sebagai ibu , adalah rasa khawatir yang terlalu berlebihan. Belum memulai sudah panik duluan. Belum apa-apa sudah kebayang suasana di jalan raya dan lain-lain.
Menurut saya, dukungan terkuat agar seorang wanita yang sudah tidak muda lagi sukses bisa nyetir mobil sendiri adalah dari suaminya. Seorang suami yang selalu men-support dan mau mendampingi istrinya di masa awal-awal belajar menyetir mobil. Itulah yang saya perhatikan dari teman-teman wanita saya.
Seberapa lama pun prosesnya hingga istrinya mandiri, tetap dengan sabar dia motivasi. Proses ini ada yang sebulan, dua bulan, bahkan berbulan-bulan. Namun akhirnya istrinya bisa juga.
4. Perbanyak Masa Pendampingan
Nah, masa inilah yang paling urgen, masa pendampingan. Sukses tidaknya kita berani menyetir mobil sendiri, berkaitan erat dengan intens-nya masa pendampingan ini.
Berdasarkan pengalaman pribadi dan pengamatan saya terhadap teman-teman, masa pendampingan orang per orang tidaklah sama. Ada yang urat beraninya sangat besar ada yang nyalinya memang gampang ciut.
Untuk yang nyalinya gampang ciut, proses pendampingan bisa memakan waktu yang agak lama, bisa berbulan-bulan.
Nah, siapa saja yang bisa kita mintain tolong mendampingi saat masih belum mahir dan belum pede? Bisa suami, bisa saudara, bisa teman perempuan. Yang pasti mereka memang sudah mahir dan cekatan dalam urusan menyetir mobil.
5. Yakin Akan Bisa
Harus punya keyakinan bahwa kita pasti bisa. Ibu-ibu yang lain yang bisa, pasti aku pun bisa. Sehingga dengan adanya keyakinan itu, akan membuat kita selalu semangat untuk suatu saat bisa menyetir mobil sendiri.
Ada yang prosesnya lama, ada pula yang memang cepat karena memang 'pemberani'. Yang pasti semangat tak boleh luntur. Beberapa teman ada yang sangat lama, setahun misalnya, untuk benar-benar pede bisa membawa mobil sendiri di jalan raya.
Oya, satu lagi yang saya amati, belajar dengan menggunakan mobil matic, akan lebih cepat membuat ibu-ibu cepat bisa. Karena lebih simpel, seperti bom bom car. Gas rem, gas rem, gas rem doang. 😁