Selasa, 30 Juni 2020

Menikah untuk Bahagia

Foto: Unsplash/Beatriz Perez Moya

Setiap orang pasti sangat bahagia menyambut hari pernikahannya. Langgeng untuk selamanya hingga di surga-Nya. Bersanding dengan orang yang dicintai adalah impian indah setiap calon pengantin. Tak sabar rasanya menanti hari itu tiba.

Begitulah angan-angan dan harapan setiap orang. Termasuk saya tentu saja. Alhamdulillah pernikahan kami akan memasuki tahun ke-22 (1998-2020). Dikarunia empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki menambah rasa syukur dan kebahagiaan kami. 

Betul, pada dasarnya orang menikah itu hanya ingin lebih bahagia. Berbagi suka dan duka kehidupan dengan belahan jiwanya. Menikah untuk bahagia. Meskipun sebenarnya tujuan pernikahan lebih mulia daripada sekedar itu. Sebagaimana yang sering kita baca di buku-buku, artikel, atau kajian-kajian keislaman.

  
Berikut ini adalah beberapa tujuan pernikahan dalam Islam:

1. Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Paling Asasi

Pernikahan adalah kebutuhan fitrah manusia yang paling dasar dan merupakan salah satu sunah ilahi. 

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialaha Dia menciptkan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Ruum: 21)

2. Membentengi Akhlak

Pernikahan akan membentengi kita dari perbuatan yang dilarang agama, seperti perzinaan. Bagi para pemuda dan pemudi yang sudah siap menikah, hendaknya diberi kemudahan untuk segera menikah, baik oleh orang tua dan keluarga.

"Wahai para pemuda, siapa diantara kamu yang memiliki kemampuan, hendaknya ia segera menikah. Karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa merupakan salah satu peredam nafsu syahwat." (HR. Bukhari)

Allah karuniakan nafsu syahwat pada semua orang untuk disalurkan dengan cara yang baik dan halal, yaitu dengan cara menikah. Islam tidak mengenal adanya pacaran karena pacaran bisa memberi peluang terjadinya perbuatan zina.

Aturan Islam, sebagaimana yang sudah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, "Jika kita sudah ada rasa tertarik dengan seorang perempuan dan sudah siap menikah, segera datangi walinya."

3. Memperoleh Ketenangan Jiwa

Perasaan tenang, damai, dan bahagia akan dirasakan setelah menikah. Jadi menikah itu untuk memperoleh kebahagiaan. Tak hanya sekedar memenuhi kebutuhan biologis.


4. Penyempurna Agama

"Apabila seorang hamba menikah, maka telah sempurna separuh agamanya. Maka takutlah kepada Allah untuk separuh sisanya." (HR. Albaihaqy dalam Syu'abul Iman)

Menikah merupakan salah satu cara menyempurnakan agama. Seharusnya dengan menikah akan semakin kuat ibadah seorang hamba kepada Rabnya. Untuk itu, carilah pasangan yang baik agama dan akhlaknya.

5. Memperoleh Keturunan 

"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenismu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari yang baik?" (QS. An Nahl: 72)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam pun menganjurkan untuk menikah wanita yang subur. "Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya umatku." (HR. An-Nasai dan Abu Dawud. Hasan)

Tujuan pernikahan yang lain adalah untuk memperoleh keturunan. Semua orang akan sangat bahagia saat istri hamil dan melahirkan. Lalu mereka berusaha mendidik anak-anaknya dengan sebaik-baiknya. Menjadi anak yang salih dan salihah, bisa membanggakan keluarga serta bermanfaat untuk sesama.

Apa yang ditanam oleh orang tua, akan dipetik saat anak-anak dewasa kelak. Buah pendidikan akan terlihat saat anak-anak sudah berkeluarga dan orang tua sudah semakin renta. Merekalah nantinya yang akan ganti merawat ibu bapaknya. Anak dari sebuah pernikahan adalah investasi orang tua di akhirat nanti. 

6. Melaksanakan Sunah Rasul

Tentu saja tujuan pernikahan yang utama adalah menjauhkan dari perbuatan maksiat. Namun, tujuan pernikahan yang lain adalah mengikuti contoh dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. 

"Menikah adalah sunahku. Barangsiapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian dariku. Maka menikahlah kalian karena aku bangga dengan banyaknya uamtku (di hari kiamat)" (HR. Ibnu Majah. Shahih)

Jadi Islam sangat menganjurkan umatku untuk menikah dan melarang hidup membujang. Dengan menikah seseorang akan memperoleh keutamaan yang luar biasa.

Itulah enam tujuan dari sebuah pernikahan. Semoga kita dikarunia Allah pernikahan yang bahagia dunia dan akhirat. Aamiin

Bersama Pasangan Mewujudkan Kebahagiaan

Menjadi keluarga yang bahagia setelah hari pernikahan adalah cita-cita bersama. Saling berkomitmen untuk saling menjaga dan membahagiakan pasangan. Insya Allah jika kedua belah pihak mempunyai komitmen yang sama, kebahagiaan rumah tangga bisa terwujud.

Dalam menjalani rumah tangga akan selalu ada dinamika. Sepasang suami istri harus saling kompak untuk bersama-sama menjalani dinamika tersebut, saling menyamakan persepsi supaya bisa selalu berjalan seiring sejalan. 

2 komentar:

  1. Jauh2 hari saya sudah sounding ke anak perempuan saya Mba Anita... ttg rasa suka sama lawan jenis dan ttg tdk adanya pacaran dlm Islam. Saya dan suami juga bersepakat kl nanti anak akhirnya kedapatan pacaran juga, hrs siap menikah muda. Anaknya langsung bilang gak dulu, katanya mau fokus meraih cita2 hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama mba, anak pertama kami perempuan sekarang usia 21 tahun. Ttg prinsip ini sudah kami tanamkan jauh2 hari, alhamdulillah masih memegang teguh utk tidak pacaran sebelum nikah. Sekarang masih kuliah dan kami memintanya utk fokus kuliah dulu krn gak gampang menikah sambil kuliah itu :D

      Hapus

Belajar Menulis Artikel SEO dan Langsung Bisa Magang, Hanya di Sini!

Sudah lumayan lama sebenarnya saya mengisi waktu luang dengan menulis dan mendapatkan cuan dari aktivitas ini. Pernah pula belajar menulis ...