![]() |
Foto: Google |
Cita-cita semua orang adalah menikah untuk bahagia. Bahagia dan langgeng hingga maut memisahkan. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa tak ada pernikahan yang tanpa konflik. Pasti akan ada kerikil-kerikil dalam menjalani hidup berumah tangga. Bahkan ada yang hingga berada di ambang perceraian.
Bersyukur jika pernikahan kita bisa harmonis, bersama-sama melewati rintangan yang ada. Tentu saja pernikahan yang langgeng dan harmonis tak akan terjadi begitu saja. Perlu usaha keras dari kedua belah pihak untuk mempertahankannya. Termasuk juga dukungan dari keluarga besar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang sesuai tuntunan agama. Sebagaimana pada tulisan sebelumnya, saat memilih calon pasangan hidup, pilihlah yang baik agamanya. Insya Allah dengan pemahaman agama yang baik serta akhlak yang terpuji, pernikahan akan sakinah mawaddah wa rahmah.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda pada kaum yang berpikir." (QS. Ar-Ruum: 21)
Lalu upaya apa yang harus dilakukan setiap pasangan agar pernikahannya langgeng, bahagia hingga akhir hayat?
1. Memegang Teguh Komitmen
Memegang teguh komitmen dalam pernikahan adalah hal yang penting. Komitmen antara suami dan istri untuk tetap menjaga keutuhan pernikahan, walau mungkin ada sedikit badai. Ingatlah bahwa pernikahan adalah ibadah. Banyak kebaikan yang didapat dengan menikah. Suami dan istri harus saling mengingatkan tentang tujuan sebuah pernikahan.
Perceraian bukan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik rumah tangga. Masih banyak jalan lain agar rumah tangga tetap bersatu. Walaupun perceraian dibolehkan dalam Islam jika memang sudah benar-benar tak bisa diperbaiki lagi. Meskipun Allah tidak suka adanya sebuah perceraian dalam rumah tangga.
2. Jaga Komunikasi
Dalam membina sebuah hubungan, komunikasi yang baik adalah kunci utama. Tak jarang konflik terjadi karena miskomunikasi. Dua orang yang berhubungan secara intens, bertemu setiap hari, tak jarang terlibat dalam sebuah perselisihan.
Untuk itu, komunikasi yang baik, saling menghormati dan saling memahami saat berbicara adalah kunci suksesnya sebuah komunikasi. Insya Allah rumah tangga akan selalu harmonis. Kalaupun ada perselisihan tak akan berlarut-larut. Sesibuk apa pun kita, hendaklah meluangkan waktu untuk ngobrol, bercerita, atau saling memberi dukungan.
3. Pahami Karakter Pasangan
Cinta dan pernikahan adalah menyatukan dua karakter dan latar belakang yang berbeda. Karakter ini terkadang sulit untuk berubah karena sudah menetap dan menjadi kebiasaan. Di awal pernikahan, buatlah komitmen untuk saling menerima kebiasaan masing-masing, kelebihan dan kekurangannya.
Kalau ternyata ada karakter pasangan yang dirasa kurang nyaman, bicarakan baik-baik dan bertekadlah untuk saling berubah ke arah yang lebih baik. Menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, yang pasti jangan jadikan perbedaan karakter ini menjadi hambatan dalam menjaga keutuhan rumah tangga.
Jadikan hubungan pernikahan terasa istimewa karena kepribadian dan keunikan kita masing-masing. Setiap rumah tangga pasti punya karakter masing-masing karena setiap orang itu unik.
4. Menjaga Romantisme
Selalu romantis terhadap pasangan bukanlah hal yang tabu, meskipun usia pernikahan sudah berpuluh tahun. Teladan terbaik kita adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. Dalam banyak riwayat, dikisahkan beliau adalah orang yang sangat romantis kepada istrinya.
Salah satu contoh betapa romantisnya Rasululllah shalallahu 'alaihi wassalam dalam berumah tangga adalah memanggil 'Aisyah radhiallahu anha dengan nama kesayangan "Humairah", yang kemerah-merahan. Itulah salah satu contoh cara menciptakan keromantisan dalam rumah tangga, memanggil suami atau istri dengan panggilan kesayangannya.
Dalam kisah lain:
Diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiallahu anha bahwa: "Rasulullah pernah mencium salah satu istri beliau, baru kemudian berangkat menunaikan salat tanpa memperbarui wudhu." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Jangan sampai kesibukan kita melunturkan perilaku romantis ini. Luangkan waktu dan ciptakan keromantisan dalam keluarga. Jangan segan untuk mengungkapkan rasa sayang kepada pasangan dengan pelukan atau ciuman. Insya Allah kita bisa!
5. Jangan Berharap yang Sempurna
Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Jadi jangan terlalu menuntut pasangan kita sempurna. Fokuslah pada kebaikan pasangan, bukan kekurangannya. Terima apa adanya, selalu saling memaafkan, dan saling melengkapi.
Saling menerima apa adanya bukan berarti tak mau saling memperbaiki kekurangan diri. Bukan pula berharap terlalu tinggi agar pasangan bisa berubah secepatnya dari kebiasaan buruk, misalnya. Namun, lebih kepada saling memahami kekurangan dan keunikan masing-masing. Setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan.
Pernikahan adalah sebuah proses pembelajaran yang panjang, bahkan mungkin seumur hidup. Akan selalu ada proses perubahan-perubahan sepanjang usia pernikahan.
Itulah resep ala saya agar pernikahan awet dan bahagia seluruh anggota keluarga. Semoga kita semua bisa menjalaninya, ya.
Mbak,, saya baca yg ni 4 auto-keinget lagu yg viral sebelum Ramadan lalu. Aisyah Istri Rasulullah...
BalasHapusoh gitu, sy malah blm pernah denger lagu itu :D
Hapus